My adventure

My adventure
SHIBO n Me

Sabtu, 12 November 2011

IJINKAN AKU NAKAL SEHARI MAMAH..........

 by Mutammimatul Hikmah on Wednesday, October 26, 2011 at 11:07am


"Mamah gak setuju kamu ikut-ikutan temen keluyuran gak jelas."
"Tapi Mah,,,,,,,sekali ini....aja,,,"rengekku penuh harap. Tapi yang namanya Mamah, sekali tidak tetap tidak.

Jadilah sore itu aku diam-diam kabur lewat jendela kamar, kabur keluar rumah ketika Mamah sedang Ashar. Sungguh ada rasa gak tega ninggalin Mamah dirumah sendirian, karena aku hanya tinggal berdua dengan Mamah.

"Wui.......ternyata Sasya bisa kabur juga neh,,,," ledek Maya salah satu temenku.
"Hehehehe. . .yuk cabut."
Sore itu kami berenam dengan tiga motor, berencana keliling kota Bandung dan bermalam disana dalam rangka menyambut liburan semesteran. Ini kali pertama aku kabur membawa motor dan akan nginep diluar.
Ada ragu sedikit yang menggelayut, apalagi langit mendung. Bayangan Mamah sekelebat terlihat oleh mataku, mungkin karena ini pertama kali aku membangkang dan menjadi nakal. Kubulatkan tekad lagi, tidak akan terjadi apa-apa. Besok tinggal minta maaf dan tidak akan mengulangi lagi. Janji. Mah,,,ijinkan aku sekali ini saja yah,,,

Hujan mulai turun, kabut juga berkejar-kejaran, aku lupa kalau lampu motorku belum diservis. Jadi,,,teerlihat agak gelap jalanan di depan.
"Tias!! Kita menepi saja yuk, lampu motorku gak bisa nyala!" Teriakku ditengah deru motor.
"Ntar!! di depan aja. Tanggung neh." Jawabnya.
"Tapi Aku gak bisa jalan lebih lama lagi> Kita menepi saja."
"Tidak bisa, ntar saja."
Jadilah aku adu argument dengan Tias.
"Tapi jalanan gelap, dan.......
"Sasya awas!!" Teriak Rere yang memboncengku.
dan...
Jeritan Rere beradu keras dengan hantaman motorku dengan entah apa yang didepan, yang kuingat aku membanting kemudi ke kiri dan kepalaku membentur benda tumpul. Dan selanjutnya semua gelap, aku tak ingat apa-apa.

Nyeri di dahi sangat terasa setelah ku buka mataku beberapa detik. Pusing, dan lemas. Kulihat Mamah menangis dalam balutan mukena, dan teman-temanku yang mengelilingiku. Ruangan ini semuanya putih, dan aroma obat yang begitu menyengat tajam.
"Aku dimana?"
"Sasya,,,kau sudah sadar?? Bu...Sasya sadar bu,,"
Mamah langsung menghampiriku dengan mata yang sembab dan begitu letih.
"Kenapa Sasya gak nurut..."kata Mamah tertahan, aku hanya diam dan merasa lebih perih daripada kepalaku yang dibalut atau kakiku yang diperban.
Kulihat teman-temanku satu per satu, tapi...mana Rere???
"Rere mana?"
Tak ada yang menjawab, mereka hanya saling pandang satu sama lain.

Gerimis mengguyur tanah merah basah, bunga-bunga mawar, melati, dan daun pandan menghias diatasnya. Baru bisa aku menjenguk Rere setelah seminggu ku dirawat. Ada sesal yang begitu dalam, ada sakit yang tak mampu terobati. Semoga aku bisa mengambil hikmah dari semua ini.
Sobat,,,,,maafkan aku yang tak bisa menjagamu, membuatmu lebih cepat meninggalkan dunia ini.

Mah,,,,,Sasya tidak ingin nakal lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar