My adventure

My adventure
SHIBO n Me

Sabtu, 12 November 2011

YULI, ANA, SETYA, DAN NINGRUM

 by Mutammimatul Hikmah on Sunday, November 13, 2011 at 11:51am


“Na, tunggu.”
“Ogah. Aku mau pulang.”
“Pulang bareng aja, gak usah pake kereta.”
“Gak mau. Ntar pacar kak Yuli marah.”
“Kakak gak tega ninggalin kamu sendirian dikota asing ini. Ayolah,,, gak usah kaya anak kecil. Kakak sayang kamu Na,”
“Iyah, aku tahu. Sayang seorang senior pada yunior yang hanya sebatas kasihan. Aku memang masih anak kecil, jadi jangan ganggu anak kecil lagi.”
HP kak Yuli berdering, menengahi pertengkaranku dengannya. Entah telepon dari siapa, aku gak tahu yang jelas kak Yuli seperti berbisik takut aku mendengarnya mungkin.
“Na, tunngu disini dulu sebentar yah, ceweku minta tolong dijemput di Rumah Sakit. Kamu tunggu dulu yah, ntar aku anter kamu balik ke Tegal. Janji.”
Setelah berkata seperti itu, kak Yuli pun langsung menancap gas. Verari abu-abu itu meninggalkan jejak ban yang menyayat hatiku. Andai aku tak sebodoh itu, aku gak mungkin terdampar di Semarang ini. Hatiku mencelos, kini aku terdampar di losmen sendirian dan tak tau tujuan.
Semua berawal dari Akhir Oktober 2006. Kebencianku memuncak, mengingat itu kembali. Kak Setya jurusan Kimia itu, melemparku ke bumi setelah aku terbang dengan rayuan-rayuan manisnya.

“Sudahlah, hubungan ini jangan diteruskan. Kita sudah gak cocok lagi.”
“Memangnya kenapa Kak? Apakah karena tahun ini Kakak harus berkonsentrasi pada skirpsi? Aku akan menunggu Kakak, dan tidak akan mengganggu Kakak lagi. Janji.”
“Bukan itu Na, lebih baik kamu kuliah yang bener yah,,,biar di Semester dua ini IPK kamu kumload.”
“Alasan kita sudah ngga cocok lagi gak bisa kuterima Kak.”
“Maaf, , ,sudah jangan menangis. Aku tak pantas kau tangisi, simpan air mata itu untuk orang-orang yang berharga dalam hidupmu. Maaf aku tidak bisa menjaga hubungan kita dengan baik, percayalah suatu hari nanti akan ada yang lebih baik dariku. Kamu ini manis, cerdas, dan menyenangkan, pasti banyak yang mengantri di luar sana.”
Foto Kak Setya masih kusimpan di dalam dompet teddy bearku, melihat foto ini aku jadi kangen dengannya, lima tahun sudah perpisahan itu terjadi. Entah kenapa aku belum bisa seutuhnya menghapus dia dan mengikhlaskannya. Air mataku menetes, memoriku berputar dengan cepat menampilkan kenangan-kenangan flashback hubunganku dengan Kak Setya. Memori itu terlalu manis untuk dibuang, walau sangat perih dirasa apalagi sekarang Kak Setya sudah ngga sendirian lagi.

“Hei Ana. Kamu kok ngga ngomong-ngomong sih lo bulan depan kamu akan menikah. Wuih....nikah muda niye,,,,”
“Maksud kamu?”
“Yeeeee,,,,malu-malu lagi. Bukankah bulan depan kamu akan menikah sama Kak Setya itu?”
Prang!! Gelas ditanganku terlepas begitu saja mendengar pernyataan sahabat lamaku yang baru datang dari Bandung. Rere terlonjak melihat reaksiku, cepat-cepat ku bereskan pecahan-pecahan gelas itu sebelum memakan korban.
“Sama siapa menikahnya? Aku sudah pisah dengannya 5 tahun yang lalu.” kataku lirih, nyaris Rere tak mendengar.
“Maaf sayang, ku kira sama kamu. Kamu ngga cerita sih sudah putus lama dengannya. Aku juga ngga tahu dengan siapa, tapi aku dengar dari teman cowoku yang merupakan saudara Kak Setya.”
“Aku kenapa ngga diundang yah Re?”
“Kamu masih komunikasi dengannya?”
Aku hanya mampu mengangguk. Tak mampu mengatakan bahwa kemarin aku menerima telepon darinya, bercerita banyak sampai tertawa bareng. Memang aku sudah lama putus tapi tetap menjalin hubungan baik dengannya. Bahkan aku masih menganggap dia sebagai kekasihku. Kenapa dia tidak cerita itu padaku?????
“Na, kamu ngga papa? mending kamu duduk aja gih, biar aku yang bereskan.”
Air mataku semakin mengalir deras. Oktober kemarin Kak Setya sah menjadi milik orang lain. Kenapa ini terjadi padaku? Kalaupun dia sudah pindah ke lain hati kenapa masih mau menghubungiku? Masih bersikap sama seperti dulu sebelum aku putus dengannya? Kenapa ini Tuhan?
Dan Kak Yuli,,,, yang kukira akan mengobati lukaku, tapi ternyata membuat aku seperti kecanduan narkoba. Aku membutuhkannya tapi itu akan semakin menggerogoti hatiku hingga aku tak bisa berbuat apa-apa. Rasa sakit ini semakin melebar, apalagi kenyataan yang membuat aku harus rela dan ikhlas melepas kepergian Kak Setya ke pelukan orang lain. Karena Kak Yuli, aku bertemu dengan Kak Setya. Hubungan yang cukup lama sejak aku memasuki bangku SMA.
Kak Yuli, yang kuanggap sebagai sodara awalnya, tapi kini seiring berjalan waktu berubah menjadi lebih dari sekedar sodara. Aku masih ingat ketika Kak Yuli mengajakku ke Pengandaraan beberapa minggu setelah aku putus dengan Kak Setya. Memori itu yang makin membuat aku bergantung padanya, dan kini memang aku benar-benar butuh sandaran. Setelah petir menyambarku Oktober kemarin. Tapi aku tahu Kak Yuli sudah memiliki kekasih, Kak Ningrum namanya. Dia seangkatan dengan Kak Yuli bahkan satu kampus. Walaupun aku juga satu angkatan dengan mereka, tapi aku lebih muda satu tahun dari mereka dan berbeda kampus.
Aku menyesal datang ke Semarang ini, aku memang sedang butuh Kak Yuli untuk menguatkanku dan memberiku semangat agar tahun ini aku bisa wisuda. Tapi yang kudapat setelah tiga hari di Semarang , hal yang jauh dari bayanganku dan keinginanku.

“Kenapa menangis Na?”
“Kak Setya me..menikah dengan orang lain,” jawabku ditengah isak tangis.
“Hmmmmm,,,, bukannya kamu sudah lama putus dengannya?”
“Tapi aku masih sayang dia, , ,kemarin-kemarin juga-masih-bisa ngobrol dengannya-ditelepon, tapi kenapa-dia-gak-bilang-bilang kalo-dia-akan-menikah.”
“Sudahlah,,,,hei, mau mendaki ke puncak ungaran gak? Kita have fun bareng deh, lama nggak mendaki bareng.”
“Ih.....orang lagi sedih malah diajak muncak, gak ada tenaga.”
“Ayolah,,,,”
“Musim ujan tau...”
“Kalo ujan ya turun, toh cuma sehari ini wat naik turun gunung.”
Begitulah awal dari aku terdampar disini. Sudah aku setting waktunya dan aku sudah siapkan segalanya untuk have fun di puncak, tapi.....

Hari Pertama tiba di Semarang
“Kak aku sudah tiba di stasiun Poncol neh, cepat jemput aku , , males nunggu disini sendirian.”
“Iyah sayang, , ,sabar. Bawel amat.”
Klik. Telepon ditutup. Baru kali ini aku nekat sendirian ke Semarang. Tegal-Semarang cukup melelahkan juga. Tapi gak apa-apalah, yang penting aku bisa have fun. 15 menit kemudian Kak Yuli datang dengan motor bebeknya. Tapi, , ,dia gak sendirian, ada motor lagi dibelakangnya.
“Hei, lama yah dek nunggu disini,”
“Lumayan,” jawabku sedikit ngga berselera. Kak Ningrum ini memang baik, tapi aku cemburu jika dia bersama Kak Yuli.
“Neh, kamu pake motorku aja. Biar aku nebeng si jelek ini.” Kak Ningrum menyerahkan kontaknya ke aku dengan sikap manjanya. Membuatku jengkel, orang aku baru nyampe malah disuruh bawa motor sendiri.
“Biar Ana nebeng aku aja Rum, kasihan.” kata Kak Yuli membuat senyumku mengembang.
“Tapi aku pengin sama yayang, , ,gak papakan? Inikan hari jadi kita. Lagian Dek Ana gak keberatan. Iya kan Dek???”
Jadilah hari itu aku mengendarai motor jelek ini yang ingin aku tabrakkan ke truk. Tapi. . .aku masih sayang nyawaku. Sampai di losmen, aku langsung ke kamar dan tidur seharian. HP aku matikan karna saking jengkelnya aku sama dua MAKHLUK itu!!! Nyebelin banget sih Kak Yuli, tega gitu ama aku. Segitukah sayangnya pada sang kekasih?
Hari ke dua di Semarang
“Kenapa HP nya baru aktif sayang?”
“Aku bukan Pacarmu. Jangan panggil-panggil aku sayang.”
“Wuiiiiiiiiiiiihhhhhh,, macannya ngamuk.”
“Au ah gelap. Kapan naek ke puncak Ungaran?”
“Oh iya lupa. Maaf, , ,hari ini aku ada workshop tentang Pembuatan skripsi. Aku mau ajak kamu, biar nambah ilmu gitu, , ,kan kamu juga age nulis skripsi kan?”
“Aku kesini wat have fun. Ya sudahlah, aku balik ke Tegal aja.”
Tahu aku kesal dan jengkel, Kak Yuli akhirnya datang ke losmen dan mengajakku keliling pantai-pantai yang ada di Semarang seperti pantai Marina, pantai Maron dan pantai Tirang. Lumayan menyenangkan sih, sebelum si penyihir itu datang.
“Hai cinta. . .lama yah nunggu aku disini.”
“Ngga, kita juga baru nyampai. Iya kan Na?”
“Yupz”
Jadilah dinner kali ini menjadi dinner yang paling menyebalkan. Aku dicuekin abis-abisan dan dipaksa melihat pemandangan norak itu. Kenapa pake acara suap-suapan? Hatiku berdesir, teringat kembali akan Kak Setya. Dia pasti sekarang sedang bersama istrinya. Membayangkan itu, tak terasa air mataku meleleh. Aku yakin Kak Yuli tak memperhatikanku, seakan dia lupa ada orang lain selain kekasihnya itu. Hatiku makin perih melihat mereka bersenda gurau, dan aku hanya bisa menunduk tanpa menyentuh sedikitpun makanan ini.
“Kak, aku mau ke toilet dulu.”
“Hati-hati yah dek,” kata Kak Ningrum dengan senyum khasnya. Aku mengangguk dan langsung kabur meninggalkan restoran ini. Siapa juga yang perduli dengan kehadiranku disini? Gerimis mengguyur kota Semarang, aku terjebak di alfamart. HP aku berkali-kali berdering, tapi aku enggan untuk mengangkatnya. Aku terlalu kecewa pada Kak Yuli.
“Ada apa sih denganmu. Kenapa kabur dari restorant?”
Glek. Sejak kapan Kak Yuli ada didepanku? Apa aku sedang mimpi?
“Bengong lagi. Pulang yuk.”
“Gak mau,”
“Kenapa lagi? Gara-gara Setya lagi?”
“Bukan. Ini semua karna kakak.”
“Salahku apa?”
“Aku nggak suka kalo kakak dekat-dekat dengan Kak Ningrum. Aku gak suka itu!!!”
“Diakan cewe aku, kamu juga tahu itu.”
“Katanya kakak sayang aku. Akan selalu bersamaku dan siap menjadi pengganti Kak Setya.”
Entah aku kerasukan apa saat itu. Yang jelas, aku ingin mengatakan semuanya dan bahwa aku terluka sejak pertama kali aku datang ke Semarang ini.
“Iyah, ,aku gak mungkin bisa bohongi perasaanku itu. Hanya waktunya saja yang nggak tepat.”
“Harusnya Kakak ngga bilang sayang. Ngga ngasih harapan, aku jadi terlalu berharap sama Kakak.”
“Tapi aku ngga pernah ngarepin kamu. Aku sayang kamu sebagai teman, sahabat, bahkan adikku sendiri. Ngga lebih.”
DASAR PLIN-PLAN!!! AKU BENCI KAKAK!
“Oh, , ,gitu yah, , ,maaf aku salah menangkap maksud dari semua itu. Maaf aku jadi pengganggu kalian. PD banget yah aku ini,”
“Sudahlah, pulang yuk.”
Hari ketiga di Semarang
“Na, masih marah sama aku?”
“Ngga kak,”
“Hari ini siap ngga wat muncak,”
“Maaf Kak, aku lelah dan ingin pulang ke Tegal.”
Klik. Setelah berkata itu, aku langsung mematikan HP ku. Sebenarnya aku sangat marah, karena merasa dipermainkan begini. Tapi mungkin nasibku kurang beruntung, aku kehabisan tiket kereta. Kalo naik bus, aku malas. Jadi aku putuskan untuk jalan-jalan sendiri di Semarang ini.
“Halo, , dengan siapa ini?”
“Ini aku. Kamu marah yah sama aku?”
“Tumben pake privat number. Kaga kak, cuma sebel aja.”
“Jadi pulang ke Tegal?”
“Gak jadi, aku kehabisan tiket.”
“Jalan-jalan yuk,”
“Kaga lah, aku cape dan mau istirahat saja di losmen.” kataku berbohong. Padahal aku berada di simpang lima.
“Ya sudah, istirahat dulu saja.”
Jalan kaki sepanjang jalan, membuat kakiku lelah dan haus. Jadilah warung di pinggir jalan itu menjdai tempat ku bernaung. Tapi, , ,pemandangan yang tak ingin ku lihat itu terjadi di depan mataku. Kak Yuli dan Kak Ningrum sedang asyik bermesraan di tempat yang tak jauh dariku, sengaja ku sembunyikan wajahku agar tak terlihat oleh mereka. Kulihat Kak Yuli memberi sesuatu sama Kak Ningrum, kotak kecil berwarna pink. Girang dan bahagia sekali Kak Ningrum, sampai mengecup pipi Kak Yuli. Bagai tersengat listrik, tubuhku langsung kaku. Cemburu menggerogoti seluruh tubuhku yang menjadikan terasa amat sangat sakit. Tuhan, , ,kenapa aku dipertemukan dengan dua cowo yang sangat menyakitkan?

Semua kejadian-kejadian itu, tiga hari yang lalu membuatku tersadar. Cintaku salah alamat. Tak seharusnya aku hadir diantara Kak Setya dan Istrinya, ataupun diantara Kak Yuli dan Kak Ningrum. Sebanyak dan selama apapun aku menangis takkan membuat semua berubah. Tak seharusnya juga aku masih disini menunggu Kak Yuli. Kuseka air mata yang pedih ini, dan kemantapkan langkahku. Kutinggalkan foto Kak Setya di kursi panjang depan losmen bersama jam tangan pemberian Kak Yuli setahun yang lalu. Selamat tinggal Semarang, selamat tinggal masa lalu, aku akan tegar menghadapi hidupku ini. Tuhan, , ,peluk aku ketika sangat rapuh, aku ingin kelak bertemu dan memiliki kekasih yang baik hati dan benar-benar sayang aku.

Triangel of love

1 komentar:

  1. Hotel in Las Vegas - Mapyro
    Hotel in 군산 출장안마 Las Vegas. 3131 South Las Vegas Blvd. South, Las Vegas, NV 89109. 포천 출장샵 Phone: (702) 770-3100. Fax: 702-770-2446. Hours, 경상남도 출장마사지 Takes  Rating: 4 · ‎2,420 reviews · ‎Price range: $$ (Based on Average Nightly Rates 양산 출장샵 for a Standard 김제 출장샵 Room from our Partners)

    BalasHapus